QURBAN MURAH TAK HARUS MAHAL, INI CARANYA
BAGIAN 1
Bagaimana kabar qurban di daerahmu? Banyak, sedikit, atau tak ada sama sekali?
Beberapa waktu lalu, ada sebuah lembaga ZIS Nasional yang menawarkan tebar qurban untuk sebuah kota di Jawa barat. Mengejutkan, karena biasanya tebar qurban ini di daerah terpencil, atau daerah muslim minoritas. Sedangkan, tebar qurban kali ini, di daerah yang mayoritas muslim, dan di daerah yang bukan daerah tertinggal. Banyak warganya yang secara ekonomi mampu –bukan miskin-, namun tiap tahun hanya 2-3 ekor kambing. Bahkan tak jarang taka ada qurban sama sekali. Jangankan Tanya berapa sapinya, kambing pun tak ada.
Wow, ini idul adha lho, bukan idul fitri?!!
ilustrasi. kampung muslim yang jarang ada hewan qurban
Kalau di tempat sekitar saya tinggal, sapi belasan, kambing puluhan, bahkan hampir ratusan. Di beberapa lokasi yang saya ketahui bahkan, pemotongan hewan qurban tidak cukup sehari. Dibagi menjadi beberapa hari, selama hari tasyriq.
Setalah dikaji, ternyata ada beberapa sebab kenapa qurban tak banyak, atau nyaris tak ada. Nah, berikut beberapa sebab diantaranya ;
1. Kesalahan Pemahaman Yang Jamak Di Masyarakat
Masyarakat kita umumnya mengenal bahwa hewan qurban hanya boleh jantan. Betina tidak sah! Bahkan, ada seorang pequrban yang kecewa sebab di masjid tempat qurbannya diserahkan, ditolak. Panitia tak mau menyembelih karena kambingnya betina. Benarkah, qurban itu secara syar’I hanya boleh kambing jantan?
Tidak benar. tidak ada teks maupun pendapat ulama yang membatasi qurban harus dengan hewan jantan. Hal ini diamini oleh imam an nawawi
“sah berqurban dengan hewan jantan dan betina. Tidak ada khilaf sama sekali mengenai hal ini (al majmu’ 8 : 222)
Asy Syairozi mengatakan, “Boleh-boleh saja berkurban dengan hewan jantan maupun betina.”
Lalu Asy Syairozi membawakan dalil dari Ummu Kurz, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Anak laki-laki hendaklah diaqiqahi dengan 2 kambing, sedangkan anak perempuan dengan 1 kambing. Tidak mengapa bagi kalian memilih yang jantan atau betina dari kambing tersebut.” (HR. An Nasai no. 4222 dan Abu Daud no. 2835. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Nah, karena yang umumnya masyarakat tahunya qurban harus dengan jantan, maka permintaan kambing jantan meningkat tajam menjelang lebaran haji. Akibat permintaan tinggi, harga hewan qurban menjelang qurban naik. Mahal. Kambing yang biasanya 1,5 juta, menjelang qurban, kambing naik sampai hampir 2 kali lipat atau bahkan lebih.
Akibatnya, masyarakat yang berqurban hanya yang “mampu” saja. Lho, kok pake tanda petik? Artinya, masyarakat yang mampu beli jantan. Padahal, banyak masyarakat yang bisa berqurban sebenarnya dengan hewan qurban betina. Karena di saat seperti ini permintaan hewan betina sedikit, maka baik kambing maupun sapi betina harganya tidak mengalami kenaikan. Normal normal saja. Kalau pun naik, tidak tinggi.
Di luar hari menjelang idul adha, kambing betina lebih murah dari jantan. Menjelang qurban, kambing jantan naik, kambing betina tak naik. Perhatikan, berapa jarak harga antara betina dan jantan ?
Ambil contoh saja kambing. Kambing Jantan yang harganya biasa sampai 2 juta lebih, kambing betina di saat lebaran haji, mulai 1,4 juta. Bahkan di kampung, bisa lebih murah dari itu. Saat orang mau berqurban dengan jantan 2,5 banyak yang tak mampu, maka setidaknya berqurban dengan kambing betina yang hanya 1,5 juta, banyak masyarakat yang bisa berqurban.
2. Kambing Tak Harus Bertanduk Panjang
Disebagian masyarakat, kambing dengan ukuran yang sama bisa beda harga jauh, hanya karena yang satu bertanduk panjang dan gagah, yang satu gagah tapi tak bertanduk.
Apakah qurban harus dengan kambing bertanduk?
Dalam Bulughul Maram disebutkan hadits pada no. 1355 yang membicarakan masalah hewan yang disembelih pada saat kurban,
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkurban dengan dua gibas (domba jantan) putih yang bertanduk, lalu beliau mengucapkan nama Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kedua kakinya di pipi kedua gibas tersebut (saat menyembelih). Dalam lafazh lain disebutkan bahwa beliau menyembelihnya dengan tangannya (Muttafaqun ‘alaih) . Dalam lafazh lain disebutkan, “Saminain, artinya dua gibas gemuk.” Dalam lafazh Abu ‘Awanah dalam kitab Shahihnya dengan lafazh, “Tsaminain, artinya gibas yang istimewa (berharga).” Dalam lafazh Muslim disebutkan, saat menyembelih, beliau mengucapkan, “Bismillah wallahu akbar (artinya: dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar).” (HR. Bukhari no. 5565 dan Muslim no. 1966)
Diantara kesimpulan dari hadits di atas adalah Lebih afdhol berkurban dengan hewan bertanduk daripada yang tidak. Namun berkurban dengan yang tidak bertanduk juga tetap sah.
so, cobalah berqurban sesuai kemampuan. Bila mampu yang besar, bertanduk afdhol. Tapi, sayang sekali kalau batal berqurban hanya karena tak mampu beli yang afdhol. Sebab, banyak keutamaan berqurban. So, para ulama berbeda pendapat tentang hukum berqurban bagi yang mampu, ada yang mengatakan wajib dan ada yang Sunnah muakkadah (Sunnah yang sangat dianjurkan).
baca juga ;
- Daftar Harga Hewan Qurban 2017 Murah dan Sesuai Syarat
- Harga Kambing Naik, Medina Justru Turunkan Harga Aqiqah
- Daftar Harga Dan Paket Aqiqah Ala Medina Aqiqah
taglink : jual kambing qurban murah, aqiqah bekasi, aqiqah jakarta timur, pusat aqiqah, rumah aqiqah, aqiqah cibubur, harga kambing qurban 2017, pusat kambing qurban, paket aqiqah jakarta timur, paket aqiqah jakarta pusat, paket aqiqah bekasi timur, jasa aqiqah bekasi, aqiqah cibubur, aqiqah jakarta timur
koleksi kambing di Kandang Medina
Bagaimana kabar qurban di daerahmu? Banyak, sedikit, atau tak ada sama sekali?
Beberapa waktu lalu, ada sebuah lembaga ZIS Nasional yang menawarkan tebar qurban untuk sebuah kota di Jawa barat. Mengejutkan, karena biasanya tebar qurban ini di daerah terpencil, atau daerah muslim minoritas. Sedangkan, tebar qurban kali ini, di daerah yang mayoritas muslim, dan di daerah yang bukan daerah tertinggal. Banyak warganya yang secara ekonomi mampu –bukan miskin-, namun tiap tahun hanya 2-3 ekor kambing. Bahkan tak jarang taka ada qurban sama sekali. Jangankan Tanya berapa sapinya, kambing pun tak ada.
Wow, ini idul adha lho, bukan idul fitri?!!
Kalau di tempat sekitar saya tinggal, sapi belasan, kambing puluhan, bahkan hampir ratusan. Di beberapa lokasi yang saya ketahui bahkan, pemotongan hewan qurban tidak cukup sehari. Dibagi menjadi beberapa hari, selama hari tasyriq.
Setalah dikaji, ternyata ada beberapa sebab kenapa qurban tak banyak, atau nyaris tak ada. Nah, berikut beberapa sebab diantaranya ;
1. Kesalahan Pemahaman Yang Jamak Di Masyarakat
Masyarakat kita umumnya mengenal bahwa hewan qurban hanya boleh jantan. Betina tidak sah! Bahkan, ada seorang pequrban yang kecewa sebab di masjid tempat qurbannya diserahkan, ditolak. Panitia tak mau menyembelih karena kambingnya betina. Benarkah, qurban itu secara syar’I hanya boleh kambing jantan?
Tidak benar. tidak ada teks maupun pendapat ulama yang membatasi qurban harus dengan hewan jantan. Hal ini diamini oleh imam an nawawi
“sah berqurban dengan hewan jantan dan betina. Tidak ada khilaf sama sekali mengenai hal ini (al majmu’ 8 : 222)
Asy Syairozi mengatakan, “Boleh-boleh saja berkurban dengan hewan jantan maupun betina.”
Lalu Asy Syairozi membawakan dalil dari Ummu Kurz, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
عَنْ الْغُلَامِ شَاتَانِ وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ لَا يَضُرُّكُمْ ذُكْرَانًا كُنَّ أَمْ إِنَاثًا
“Anak laki-laki hendaklah diaqiqahi dengan 2 kambing, sedangkan anak perempuan dengan 1 kambing. Tidak mengapa bagi kalian memilih yang jantan atau betina dari kambing tersebut.” (HR. An Nasai no. 4222 dan Abu Daud no. 2835. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Nah, karena yang umumnya masyarakat tahunya qurban harus dengan jantan, maka permintaan kambing jantan meningkat tajam menjelang lebaran haji. Akibat permintaan tinggi, harga hewan qurban menjelang qurban naik. Mahal. Kambing yang biasanya 1,5 juta, menjelang qurban, kambing naik sampai hampir 2 kali lipat atau bahkan lebih.
Akibatnya, masyarakat yang berqurban hanya yang “mampu” saja. Lho, kok pake tanda petik? Artinya, masyarakat yang mampu beli jantan. Padahal, banyak masyarakat yang bisa berqurban sebenarnya dengan hewan qurban betina. Karena di saat seperti ini permintaan hewan betina sedikit, maka baik kambing maupun sapi betina harganya tidak mengalami kenaikan. Normal normal saja. Kalau pun naik, tidak tinggi.
Di luar hari menjelang idul adha, kambing betina lebih murah dari jantan. Menjelang qurban, kambing jantan naik, kambing betina tak naik. Perhatikan, berapa jarak harga antara betina dan jantan ?
MEDINA AQIQAH
SEDIA HEWAN QURBAN HARGA GROSIR
085695233245 (WA/TELP)
MENU AQIQAH BARU DAN BEST SELLER
Ambil contoh saja kambing. Kambing Jantan yang harganya biasa sampai 2 juta lebih, kambing betina di saat lebaran haji, mulai 1,4 juta. Bahkan di kampung, bisa lebih murah dari itu. Saat orang mau berqurban dengan jantan 2,5 banyak yang tak mampu, maka setidaknya berqurban dengan kambing betina yang hanya 1,5 juta, banyak masyarakat yang bisa berqurban.
2. Kambing Tak Harus Bertanduk Panjang
Disebagian masyarakat, kambing dengan ukuran yang sama bisa beda harga jauh, hanya karena yang satu bertanduk panjang dan gagah, yang satu gagah tapi tak bertanduk.
Apakah qurban harus dengan kambing bertanduk?
Dalam Bulughul Maram disebutkan hadits pada no. 1355 yang membicarakan masalah hewan yang disembelih pada saat kurban,
عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ – رضي الله عنه – – أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ: ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ . وَفِي لَفْظِ: – سَمِينَيْنِ – وَلِأَبِي عَوَانَةَ فِي “صَحِيحِهِ” : – ثَمِينَيْنِ – . بِالْمُثَلَّثَةِ بَدَلَ اَلسِّين ِ
وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ, وَيَقُولُ: – بِسْمِ اَللَّهِ. وَاَللَّهُ أَكْبَرُ –
Diantara kesimpulan dari hadits di atas adalah Lebih afdhol berkurban dengan hewan bertanduk daripada yang tidak. Namun berkurban dengan yang tidak bertanduk juga tetap sah.
so, cobalah berqurban sesuai kemampuan. Bila mampu yang besar, bertanduk afdhol. Tapi, sayang sekali kalau batal berqurban hanya karena tak mampu beli yang afdhol. Sebab, banyak keutamaan berqurban. So, para ulama berbeda pendapat tentang hukum berqurban bagi yang mampu, ada yang mengatakan wajib dan ada yang Sunnah muakkadah (Sunnah yang sangat dianjurkan).
baca juga ;
- Daftar Harga Hewan Qurban 2017 Murah dan Sesuai Syarat
- Harga Kambing Naik, Medina Justru Turunkan Harga Aqiqah
- Daftar Harga Dan Paket Aqiqah Ala Medina Aqiqah
taglink : jual kambing qurban murah, aqiqah bekasi, aqiqah jakarta timur, pusat aqiqah, rumah aqiqah, aqiqah cibubur, harga kambing qurban 2017, pusat kambing qurban, paket aqiqah jakarta timur, paket aqiqah jakarta pusat, paket aqiqah bekasi timur, jasa aqiqah bekasi, aqiqah cibubur, aqiqah jakarta timur
Komentar